Telaga Nilem, Kabupaten Kuningan merupakan salah satu objek wisata yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Lokasinya berada di perbatasan antara kabupaten kuningan dengan kabupaten cirebon, Jawa Barat. Tempat yang pas dan cocok untuk merefresh otak sambil berendam di air yang super jernih. Biaya tiket yang cukup murah, lima ribu rupiah untuk satu wisatawan lokal/nasional dan anda bisa mandi sepuasnya. Saya dan beberapa teman saya bisa sampai di lokasi itu juga karena tidak sengaja. Berbekal informasi dari salah satu Kaur Umum dari salah satu desa terdekat yang katanya ada satu telaga asli di perbatasan kabupaten cirebon yang mungkin cocok dan pas dengan apa yang sedang kami petakan. Begitu kami sampai lokasi kok status administrasinya ada di kabupaten kuningan. Ya sudah, berkunjung saja lah. Nah, dalam kunjungan itulah kami bertemu dengan salah satu jenis capungjarum dengan nama jenis Prodasineura autumnalis. Capung jarum dengan warna dewasa dominan hitam dan bagian bawah thorax metalik. Biar lebih mantap langsung saja lihat di foto yang ada di bawah ini ya,. Scientific classification
Kingdom: Animalia Phylum: Arthropoda Class: Insecta Order: Odonata Family: Protoneuridae Genus: Prodasineura (Cowley, 1934) Species : Prodasineura autumnalis (Fraser, 1922)
0 Comments
Kupu-kupu - Great Eggfly, Hypolimnas bolina (Linnaeus, 1758)
Butterfly Biodata: Nama : Common eggfly, Great eggfly Family: Nymphalidae Genus: Hypolimnas Species: Hypolimnas bolina (Linnaeus, 1758) Locality record : Senik, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta Butterfly Biodata:
Nama : Tawny Coster Family: Nymphalidae Genus: Acraea Species: Acraea violae (Fabricus, 1793) Locality record : Pulau Tabuhan, Banyuwangi, Jawa Timur Tumbuhan yang dihinggapi merupakan jenis Santigi Laut (Pemphis acidula), jenis tumbuhan berdaun tebal dengan bunga putih yang umum dijumpai di daerah pesisir dan kepulauan.
Ada yang sudah pernah dengar atau bahkan pernah mampir ke suatu tempat dengan nama Erek-erek Jungle Park?
Ya, nama ini memang belum se-terkenal Kawah Ijen yang berada di atasnya. Tapi jangan salah, meskipun tempat ini tidak setenar kawah ijen di telinga orang indonesia, tempat ini saat ini menjadi perbincangan para pelancong dari eropa dan asia terutama mereka pelancong yang menggandrungi burung-burung endemik Indonesia. Erek-erek jungle park menyimpan keanekaragaman jenis burung yang cukup banyak. Jenis burung endemik yang hanya ada di Jawa Timur hanya bisa dan paling mudah dijumpai di tempat ini. Burung itu adalah Puyuh Gonggong Biasa Arborophila orientalis atau White-faced Partridge, atau Gray-breasted Partridge.
Adalah Samsuri atau Sam, penggiat ekowisata di Banyuwangi yang menemukan lokasi ini yang kemudian mencoba mengembangkan lokasi ini menjadi kawasan Edu-ecotourism sebagai salah satu cara untuk penyelamatan dan konservasi keanekaragaman hayati di kawasan Ijen.
Dari upayanya menjaga kawasan ini, beberapa rombongan pengamat burung baik Nasional maupun Internasional telah datang kawasan ini dan secara tidak langsung juga turut mempromosikan kawasan ini sebagai habitat penting bagi burung endemik jawa yang kian terancam punah ini.
Saya, alkhamdulillah sudah dua kali berkunjung ke Erek-erek jungle park untuk melihat si primadona itu dan juga membantu Sam dan Tim untuk pengembangan lokasi ini. Harapannya kedepan pengunjung yang datang ke erek-erek tidak hanya belajar tentang burung tapi bisa belajar hal lain terkait keanekaragaman hayati yang ada di lokasi tersebut.
VIDEO dapat dilihat di bawah ini
Sebutan nama Desa Ramah Burung tentunya bukan asal membuat sebutan atau memberikan predikat sebagai desa ramah burung. Desa Jatimulyo telah memantapkan sebagai desa yang melindungi keanekaragaman hayati yang tersimpan di kawasan itu. Dengan Peraturan Desa yang mereka terbitkan kini berbagai jenis burung dapat dengan mudah dijumpai di pelosok desa Jatimulyo kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo. Salah satunya adalah Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris atau Javan Kingfisher. Burung yang memiliki daerah sebaran Jawa hingga Bali ini cukup mudah dijumpai di desa tersebut. Terlebih lagi kalau sedang masuk musim berbiak. Beberapa waktu yang lalu, atau sekitar satu bulan yang lalu saya masih memiliki kesempatan mengabadikan burung dengan paruh merah merona itu ketika sedang sibuk megantar makanan ke sarangnya. Memberi makan anak yang mungkin saja sudah beberapa hari menetas dari telurnya. Dengan kamera Nikon 1 V2 dan lensa nikon tele 70-200 mm f/2.8 pinjaman dari Om Yuyun Yanwar saya berhasil mengabadikan beberapa momen indukan burung endemik ini ke dalam beberapa frame. Alkhamdulillah,. Kepuasan sendiri adalah ketika menyaksikan dan berhasil mengabadikan salah satu kekayaan hayati indonesia. |
AuthorMengumpulkan dokumentasi kekayaan alam liar indonesia seperti halnya mengumpulkan kepingan puzzle yang tercecer. Archives
November 2021
Categories
All
|